Kimia Unsur Golongan Utama
|
|||||||||||||||||||
Group
|
1
|
2
|
|
3
|
4
|
5
|
6
|
7
|
8
|
9
|
10
|
11
|
12
|
13
|
14
|
15
|
16
|
17
|
18
|
Period
|
|||||||||||||||||||
1
|
1
1.008
|
2
4.0026
|
|||||||||||||||||
2
|
3
6.94
|
4
9.0122
|
5
10.81
|
6
12.011
|
7
14.007
|
8
15.999
|
9
18.998
|
10
20.180
|
|||||||||||
3
|
11
22.990
|
12
24.305
|
13
26.982
|
14
28.085
|
15
30.974
|
16
32.06
|
17
35.45
|
18
39.948
|
|||||||||||
4
|
19
39.098
|
20
40.078
|
21
44.956
|
22
47.867
|
23
50.942
|
24
51.996
|
25
54.938
|
26
55.845
|
27
58.933
|
28
58.693
|
29
63.546
|
30
65.38
|
31
69.723
|
32
72.63
|
33
74.922
|
34
78.96
|
35
79.904
|
36
83.798
|
|
5
|
37
85.468
|
38
87.62
|
39
88.906
|
40
91.224
|
41
92.906
|
42
95.96
|
43
[97.91]
|
44
101.07
|
45
102.91
|
46
106.42
|
47
107.87
|
48
112.41
|
49
114.82
|
50
118.71
|
51
121.76
|
52
127.60
|
53
126.90
|
54
131.29
|
|
6
|
55
132.91
|
56
137.33
|
*
|
71
174.97
|
72
178.49
|
73
180.95
|
74
183.84
|
75
186.21
|
76
190.23
|
77
192.22
|
78
195.08
|
79
196.97
|
80
200.59
|
81
204.38
|
82
207.2
|
83
208.98
|
84
[208.98]
|
85
[209.99]
|
86
[222.02]
|
7
|
87
[223.02]
|
88
[226.03]
|
**
|
103
[262.11]
|
104
[265.12]
|
105
[268.13]
|
106
[271.13]
|
107
[270]
|
108
[277.15]
|
109
[276.15]
|
110
[281.16]
|
111
[280.16]
|
112
[285.17]
|
113
[284.18]
|
114
[289.19]
|
115
[288.19]
|
116
[293]
|
117
[294]
|
118
[294]
|
|
|||||||||||||||||||
*Lanthanoids
|
*
|
57
138.91
|
58
140.12
|
59
140.91
|
60
144.24
|
61
[144.91]
|
62
150.36
|
63
151.96
|
64
157.25
|
65
158.93
|
66
162.50
|
67
164.93
|
68
167.26
|
69
168.93
|
70
173.05
|
||||
**Actinoids
|
**
|
89
[227.03]
|
90
232.04
|
91
231.04
|
92
238.03
|
93
[237.05]
|
94
[244.06]
|
95
[243.06]
|
96
[247.07]
|
97
[247.07]
|
98
[251.08]
|
99
[252.08]
|
100
[257.10]
|
101
[258.10]
|
102
[259.10]
|
The periodic table is a table of the chemical elements
Dalam tulisan ini, kita akan mempelajari mengenai
sifat fisika dan sifat kimia unsur-unsur golongan utama, terutama Golongan Gas
Mulia (VIIIA), Halogen (VIIA), Alkali (IA), Alkali Tanah (IIA), serta
Unsur-Unsur Periode Ketiga. Selain itu, kita akan mempelajari reaksi kimia,
cara pemurnian, serta kegunaan unsur-unsur tersebut dalam kehidupan
sehari-hari.
Gas Mulia (Noble Gas)
Gas Mulia (Noble Gas) adalah bagian kecil dari
atmosfer. Gas Mulia terletak pada Golongan VIIIA dalam sistem periodik. Gas
mulia terdiri dari unsur Helium (He), Neon (Ne), Argon (Ar), Kripton (Kr),
Xenon (Xe), dan Radon (Rn). Keistimewaan unsur-unsur gas mulia adalah memiliki
konfigurasi elektron yang sempurna (lengkap), dimana setiap kulit dan subkulit
terisi penuh elektron. Dengan demikian, elektron valensi unsur gas mulia adalah
delapan (kecuali unsur Helium dengan dua elektron valensi).
Konfigurasi demikian menyebabkan gas mulia cenderung stabil dalam bentuk monoatomik
dan sulit bereaksi dengan unsur lainnya.
Keberadaan unsur-unsur Gas Mulia pertama kali
ditemukan oleh Sir William Ramsey. Beliau adalah ilmuwan pertama yang
berhasil mengisolasi gas Neon, Argon, Kripton, dan Xenon dari atmosfer. Beliau
juga menemukan suatu gas yang diisolasi dari peluruhan mineral Uranium, yang
mempunyai spektrum sama seperti unsur di matahari, yang disebut Helium. Helium
terdapat dalam mineral radioaktif dan tercatat sebagai salah satu gas alam di
Amerika Serikat. Gas Helium diperoleh dari peluruhan isotop Uranium dan Thorium
yang memancarkan partikel α. Gas Radon, yang semua isotopnya radioaktif dengan
waktu paruh pendek, juga diperoleh dari rangkaian peluruhan Uranium dan
Thorium.
Saat mempelajari reaksi kimia dengan menggunakan gas
PtF6 yang sangat reaktif, N. Bartlett menemukan bahwa dengan
oksigen, akan terbentuk suatu padatan kristal [O2]+[PtF6]-.
Beliau mencatat bahwa entalpi pengionan Xenon sama dengan O2. Dengan
demikian, suatu reaksi yang analog diharapkan dapat terjadi. Ternyata, hal
tersebut benar. Pada tahun 1962, beliau melaporkan senyawa pertama yang
berhasil disintesis menggunakan Gas Mulia, yaitu padatan kristal merah dengan
formula kimia [Xe]+[PtF6]-. Selanjutnya,
berbagai senyawa Gas Mulia juga berhasil disintesis, diantaranya XeF2,
XeF4, XeF6, XeO4, dan XeOF4.
Seluruh unsur Gas Mulia merupakan gas monoatomik.
Dalam satu golongan, dari He sampai Rn, jari-jari atom meningkat. Dengan
demikian,ukuran atom Gas Mulia meningkat, menyebabkan gaya tarik-menarik antar
atom (Gaya London) semakin besar. Hal ini mengakibatkan kenaikan titik
didih unsur dalam satu golongan. Sementara energi ionisasi dalam satu golongan
menurun dari He sampai Rn. Hal ini menyebabkan unsur He, Ne, dan Ar tidak dapat
membentuk senyawa (energi ionisasinya sangat tinggi), sementara unsur Kr dan Xe
dapat membentuk senyawa (energi ionisasinya relatif rendah dibandingkan Gas
Mulia lainnya). Gas Argon merupakan Gas Mulia yang paling melimpah di atmosfer
(sekitar 0,934% volume udara), sedangkan Gas Helium paling melimpah di jagat
raya (terlibat dalam reaksi termonuklir pada permukaan matahari). Gas Neon,
Argon, Kripton, dan Xenon diperoleh dengan fraksionasi udara cair.
Gas-gas tersebut pada dasarnya bersifat inert (stabil/lembam), sebab
kereaktifan kimianya yang rendah, sebagai konsekuensi dari konfigurasi elektron
yang lengkap. Kegunaan utama gas Helium adalah sebagai cairan dalam krioskopi.
Gas Argon digunakan untuk menyediakan lingkungan yang inert dalam
peralatan laboratorium, dalam pengelasan, dan dalam lampu listrik yang diisi
gas. Sementara gas Neon digunakan untuk tabung sinar pemutusan muatan.
Halogen (Halogen)
Unsur Halogen (Golongan VIIA) adalah unsur-unsur
nonlogam yang reaktif. Halogen terdiri dari unsur Fluor (F), Klor (Cl), Brom
(Br), Iod (I), dan Astatin (At). Astatin adalah unsur radioaktif dengan waktu
hidup (life time) yang sangat singkat dan mudah meluruh menjadi unsur
lain. Dalam pembahasan ini, kita hanya akan membicarakan empat unsur pertama
Halogen. Secara umum, unsur Halogen bersifat toksik dan sangat reaktif.
Toksisitas dan reaktivitas Halogen menurun dari Fluor sampai Iod
Dalam satu golongan, dari Fluor sampai Iod, jari-jari
atom meningkat. Akibatnya, interaksi antar atom semakin kuat, sehingga titik
didih dan titik leleh pun meningkat. Dalam keadaan standar (tekanan 1 atm dan
temperatur 25°C), Fluor adalah gas berwarna kekuningan, Klor adalah gas
berwarna hijau pucat, Brom adalah cairan berwarna merah kecoklatan, dan
Iod adalah padatan berwarna ungu-hitam. Energi ionisasi menurun dalam satu
golongan , demikian halnya keelektronegatifan dan potensial standar reduksi (E°red).
Ini berarti, Flour paling mudah tereduksi (oksidator kuat), sedangkan
Iod paling sulit tereduksi (oksidator lemah).
Beberapa keistimewaan unsur Fluor yang tidak dimiliki
unsur Halogen lainnya adalah sebagai berikut :
1. Fluor adalah unsur yang paling reaktif dalam
Golongan Halogen. Hal ini terjadi akibat energi ikatan F-F yang relatif rendah
(150,6 kJ/mol) dibandingkan energi ikatan Cl-Cl (242,7 kJ/mol) maupun Br-Br
(192,5 kJ/mol). Sebagai tambahan, ukuran atom F yang kecil menyebabkan
munculnya tolakan yang cukup kuat antar lone pair F-F, sehingga ikatan
F-F tidak stabil dan mudah putus. Hal ini tidak terjadi pada ikatan Cl-Cl
maupun Br-Br sehingga keduanya relatif stabil dibandingkan ikatan F-F.
2. Senyawa Hidrogen Fluorida (HF) memiliki titik didih
tertinggi akibat adanya ikatan Hidrogen. Sementara senyawa halida
lainnya (HCl, HBr, dan HI) memiliki titik didih yang relatif rendah.
3. Hidrogen Fluorida (HF) adalah asam lemah,
sedangkan asam halida lainnya (HCl, HBr, dan HI) adalah asam kuat.
4. Gas Fluor dapat bereaksi dengan larutan natrium
hidroksida (NaOH) membentuk oksigen difluorida yang dapat dinyatakan
dalam persamaan reaksi berikut :
2 F2(g) + 2 NaOH(aq)
——> 2 NaF(aq) + H2O(l) + OF2(g)
Sementara itu, reaksi yang analog juga terjadi pada Klor
dan Brom, dengan produk yang berbeda. Reaksi yang terjadi adalah sebagai
berikut :
Cl2(g) + 2 NaOH(aq) ——>
NaCl(aq) + NaOCl(aq) + H2O(l)
Br2(l) + 2 NaOH(aq) ——>
NaBr(aq) + NaOBr(aq) + H2O(l)
Kedua reaksi di atas dikenal dengan istilah Reaksi
Disproporsionasi (Autoredoks). Iod tidak dapat bereaksi dalam kondisi ini
5. Senyawa Perak Fluorida (AgF) mudah larut dalam air,
sedangkan perak halida lainnya (AgCl, AgBr, dan AgI) sukar larut dalam air.
Unsur Halogen membentuk berbagai variasi senyawa.
Dalam keadaan standar, unsur bebas Halogen membentuk molekul diatomik (F2,
Cl2, Br2, I2). Oleh karena kereaktifannya yang
besar, Halogen jarang ditemukan dalam keadaan bebas. Halogen umumnya ditemukan
dalam bentuk senyawa. Halogen yang ditemukan dalam air laut berbentuk halida
(Cl-, Br-, dan I-). Sementara di kerak bumi,
halogen berikatan dalam mineral, seperti Fluorite (CaF2) dan kriolit
(Na3AlF6).
Antar Halogen dapat mengalami reaksi kimia. Oleh
karena kekuatan oksidator menurun dari Fluor sampai Iod, Halogen dapat
mengoksidasi Ion Halida yang terletak di bawahnya (displacement reaction).
Dengan demikian, reaksi yang terjadi antar Halogen dapat disimpulkan dalam
beberapa pernyataan di bawah ini :
1. F2 dapat mengoksidasi Cl- menjadi
Cl2, Br- menjadi Br2, serta I-
menjadi I2.
2. Cl2 dapat mengoksidasi Br- menjadi
Br2, serta I- menjadi I2. Cl2 tidak
dapat mengoksidasi F- menjadi F2.
3. Br2 dapat mengoksidasi I-
menjadi I2. Br2 tidak dapat mengoksidasi F- menjadi
F2 maupun Cl- menjadi Cl2.
4. I2 tidak dapat mengokisdasi F- menjadi
F2, Cl- menjadi Cl2, serta Br- menjadi
Br2.
Gas F2 dapat diperoleh dari elektrolisis
cairan (bukan larutan) Hidrogen Fluorida yang diberi sejumlah padatan
Kalium Fluorida untuk meningkatkan konduktivitas pada temperatur di atas 70°C.
Di katoda, ion H+ akan tereduksi menjadi gas H2,
sedangkan di anoda, ion F‑ akan teroksidasi menjadi gas F2.
Gas Cl2 dapat di peroleh melalui
elektrolisis lelehan NaCl maupun elektrolisis larutan NaCl. Melalui kedua
elektrolisis tersebut, ion Cl- akan teroksidasi membentuk gas Cl2
di anoda. Gas Cl2 juga dapat diperoleh melalui proses klor-alkali,
yaitu elektrolisis larutan NaCl pekat (brine). Reaksi yang terjadi pada
elektrolisis brine adalah sebagai berikut :
2 NaCl(aq) + 2 H2O(l)
——> 2 NaOH(aq) + H2(g) + Cl2(g)
Di laboratorium, unsur Klor, Brom, dan Iod dapat
diperoleh melalui reaksi alkali halida (NaCl, NaBr, NaI) dengan asam sulfat
pekat yang dipercepat dengan penambahan MnO2 sebagai katalis. Reaksi
yang terjadi adalah sebagai berikut :
MnO2(s) + 2 H2SO4(aq)
+ 2 NaCl(aq) ——> MnSO4(aq) + Na2SO4(aq)
+ 2 H2O(l) + Cl2(g)
MnO2(s) + 2 H2SO4(aq)
+ 2 NaBr(aq) ——> MnSO4(aq) + Na2SO4(aq)
+ 2 H2O(l) + Br2(l)
MnO2(s) + 2 H2SO4(aq)
+ 2 NaI(aq) ——> MnSO4(aq) + Na2SO4(aq)
+ 2 H2O(l) + I2(s)
Halida dibedakan menjadi dua kategori, yaitu halida
ionik dan halida kovalen. Fluorida dan klorida dari unsur logam, terutama unsur
Alkali dan Alkali Tanah (kecuali Berilium) merupakan halida ionik. Sementara,
flurida dan klorida dari unsur nonlogam, seperti Belerang dan Fosfat merupakan
halida kovalen. Bilangan oksidasi Halogen bervariasi dari -1 hingga +7 (kecuali
Fluor). Unsur Fluor yang merupakan unsur dengan keelektronegatifan
terbesar di alam, hanya memiliki bilangan oksidasi 0 (F2) dan -1
(fluorida).
Halogen dapat bereaksi dengan Hidrogen menghasilkan
Hidrogen Halida. Reaksi yang terjadi adalah sebagai berikut :
X2(g) + H2(g) ——> 2 HX(g)
X = F, Cl, Br, atau I
Reaksi ini (khususnya pada F2 dan Cl2)menimbulkan
ledakan hebat (sangat eksotermis). Oleh karena itu, reaksi tersebut
jarang digunakan di industri. Sebagai pengganti, hidrogen halida dapat
dihasilkan melalui reaksi klorinasi hidrokarbon. Sebagai contoh :
C2H6(g) + Cl2(g)
——> C2H5Cl(g) + HCl(g)
Di laboratorium, hidrogen halida dapat diperoleh
melalui reaksi antara logam halida dengan asam sulfat pekat. Reaksi yang
terjadi adalah sebagai berikut :
CaF2(s) + H2SO4{aq) ——>
2 HF(g) + CaSO4(s)
2 NaCl(s) + H2SO4(aq)
——-> 2 HCl(g) + Na2SO4(aq)
Hidrogen Bromida dan Hidrogen Iodida tidak dapat
dihasilkan melalui cara ini, sebab akan terjadi reaksi oksidasi (H2SO4
adalah oksidator kuat) yang menghasilkan Brom dan Iod. Reaksi yang
terjadi adalah sebagai berikut :
2 NaBr(s) + 2 H2SO4(aq)
——> Br2(l) + SO2(g) + Na2SO4(aq)
+ 2 H2O(l)
Hidrogen Bromida dapat dibuat melalui beberapa reaksi
berikut :
P4(s) + 6 Br2(l) ——> 4
PBr3(l)
PBr3(l) + 3 H2O(l)
——> 3 HBr(g) + H3PO3(aq)
Hidrogen Iodida dapat diperoleh dengan cara serupa.
Hidrogen Fluorida memiliki kereaktifan yang tinggi.
Senyawa ini dapat bereaksi dengan silika melalui persamaan reaksi berikut :
6 HF(aq) + SiO2(s) ——>
H2SiF6(aq) + 2 H2O(l)
Hidrogen Fluorida juga digunakan dalam proses
pembuatan gas Freon. Reaksi yang terjadi adalah sebagai berikut :
CCl4(l) + HF(g) ——> CCl3F(g)
+ HCl(g)
CCl3F(g) + HF(g)
——> CCl2F2(g) + HCl(g)
Larutan Hidrogen Halida bersifat asam. Urutan kekuatan
asam halida adalah HF << HCl < HBr < HI. Sedangkan urutan kekuatan
asam oksi adalah HXO < HXO2 < HXO3 < HXO4
(X = Cl, Br, atau I).
Fluor (khususnya NaF) ditambahkan ke dalam air minum untuk
mencegah terbentuknya karies (kerak atau plak) gigi. Senyawa lain, Uranium
Fluorida, UF6, digunakan untuk memisahkan isotop radioaktif
Uranium (U-235 dan U-238). Di bidang industri, Fluor digunakan untuk
menghasilkan poli tetra fluoro etilena (Teflon).
Klor (khusunya Klorida, Cl-) memegang
peranan penting dalam sistem kesetimbangan cairan interseluler dan
ekstraseluler dalam organisme. Di bidang industri, Klor digunakan sebagai bahan
pemutih (bleaching agent) pada industri kertas dan tekstil. Bahan pembersih
rumah tangga umumnya mengandung sejumlah Klor (khususnya NaClO) yang berperan
sebagai bahan aktif pengangkat kotoran. Sementara, senyawa klor lainnya, HClO,
berfungsi sebagai agen desinfektan pada proses pemurnian air. Reaksi yang
terjadi saat gas Klor dilarutkan dalam air adalah sebagai berikut :
Cl2(g) + H2O(l) ——>
HCl(aq) + HClO(aq)
Ion OCl- yang dihasilkan dari reaksi
tersebut berperan sebagai agen desinfektan yang membunuh kuman dalam air.
Metana yang terklorinasi, seperti Karbon
Tetraklorida (CCl4) dan Kloroform (CHCl3) digunakan
sebagai pelarut senyawa organik. Klor juga digunakan dalam pembuatan
insektisida, seperti DDT. Akan tetapi, penggunaan DDT dapat mencemari
lingkungan, sehingga kini penggunaannya dilarang atau dibatasi sesuai dengan
Undang-Undang Lingkungan. Klor juga digunakan sebagai bahan baku pembuatan poli
vinil klorida (PVC).
Senyawa Bromida ditemukan di air laut (ion Br-).
Brom digunakan sebagai bahan dasar pembuatan senyawa Etilena Dibromida (BrCH2CH2Br),
suatu insektisida. Senyawa ini sangat karsinogenik. Di samping itu, Brom juga
dapat bereaksi dengan Perak menghasilkan senyawa Perak Bromide (AgBr) yang
digunakan dalam lembaran film fotografi.
Iod jarang digunakan dalam kehidupan sehari-hari.
Larutan Iod dalam alkohol (50% massa) sering digunakan di dunia medis sebagai
zat antiseptik. Iod juga merupakan salah satu komponen dari hormon tiroid.
Defisiensi Iod dapat mengakibatkan pembengkakan kelenjar gondok.
Alkali (Alkali)
Logam Alkali (Golongan IA) adalah unsur yang sangat elektropositif
(kurang elektronegatif). Umumnya, logam Alkali berupa padatan dalam suhu ruang.
Unsur Alkali terdiri dari Litium (Li), Natrium (Na), Kalium (K), Rubidium (Rb),
Sesium (Cs), dan Fransium (Fr). Fransium jarang dipelajari sebagai salah satu
anggota unsur Golongan IA, sebab Fransium adalah unsur radioaktif yang tidak
stabil dan cenderung meluruh membentuk unsur baru lainnya. Dari konfigurasi
elektron unsur, masing-masing memiliki satu elektron valensi . Dengan demikian,
unsur Alkali cenderung membentuk ion positif bermuatan satu (M+).
Dalam satu golongan, dari Litium sampai Sesium,
jari-jari unsur akan meningkat. Letak elektron valensi terhadap inti atom
semakin jauh. Oleh sebab itu, kekuatan tarik-menarik antara inti atom dengan
elektron valensi semakin lemah. Dengan demikian, energi ionisasi akan menurun
dari Litium sampai Sesium. Hal yang serupa juga ditemukan pada sifat
keelektronegatifan unsur .
Secara umum, unsur Alkali memiliki titik leleh yang
cukup rendah dan lunak, sehingga logam Alkali dapat diiris dengan pisau. Unsur
Alkali sangat reaktif, sebab mudah melepaskan elektron (teroksidasi)
agar mencapai kestabilan (konfigurasi elektron ion Alkali menyerupai
konfigurasi elektron Gas Mulia). Dengan demikian, unsur Alkali jarang ditemukan
bebas di alam. Unsur Alkali sering dijumpai dalam bentuk senyawanya. Unsur
Alkali umumnya bereaksi dengan unsur lain membentuk senyawa halida, sulfat,
karbonat, dan silikat.
Natrium dan Kalium terdapat dalam jumlah yang melimpah
di alam. Keduanya terdapat dalam mineral seperti albite (NaAlSi3O8)
dan ortoklas (KAlSi3O8). Selain itu, mineral
lain yang mengandung Natrium dan Kalium adalah halite (NaCl), Chile
saltpeter (NaNO3), dan silvit (KCl).
Logam Natrium dapat diperoleh dari elektrolisis
lelehan NaCl (proses Down). Titik leleh senyawa NaCl cukup tinggi
(801°C), sehingga diperlukan jumlah energi yang besar untuk melelehkan padatan
NaCl. Dengan menambahkan zat aditif CaCl2, titik leleh dapat
diturunkan menjadi sekitar 600°C, sehingga proses elektrolisis dapat
berlangsung lebih efektif tanpa pemborosan energi.
Sebaliknya, logam Kalium tidak dapat diperoleh melalui
metode elektrolisis lelehan KCl. Logam Kalium hanya dapat diperoleh melalui
reaksi antara lelehan KCl dengan uap logan Natrium pada suhu 892°C. Reaksi yang
terjadi adalah sebagai berikut :
Na(g) + KCl(l)
<——> NaCl(l) + K(g)
Natrium dan Kalium adalah unsur logam yang sangat
reaktif. Logam Kalium lebih reaktif dibandingkan logam Natrium. Kedua logam
tersebut dapat berekasi dengan air membentuk hidroksida. Saat direaksikan
dengan oksigen dalam jumlah terbatas, Natrium dapat membentuk oksidanya
(Na2O). Namun, dalam jumlah oksigen berlebih, Natrium dapat membentuk
senyawa peroksida (Na2O2).
2 Na(s) + O2(g) ——> Na2O2(s)
Natrium peroksida bereaksi dengan air menghasilkan
larutan hidroksida dan hidrogen peroksida. Reaksi yang terjadi adalah sebagai
berikut :
Na2O2(s) + 2 H2O(l)
——> 2 NaOH(aq) + H2O2(aq)
Sama seperti Natrium, logam Kalium dapat membentuk peroksida
saat bereaksi dengan oksigen berlebih. Selain itu, logam Kalium juga membentuk
superoksida saat dibakar di udara. Reaksi yang terjadi adalah sebagai
berikut :
K(s) + O2(g) ——> KO2(s)
Saat Kalium Superoksida dilarutkan dalam air, akan
dibentuk gas oksigen. Reaksi yang terjadi adalah sebagai berikut :
2 KO2(s) + 2 H2O(l)
——> 2 KOH(aq) + O2(g) + H2O2(aq)
Unsur Natrium dan Kalium berperan penting dalam
mengatur keseimbangan cairan dalam tubuh. Ion Natrium dan ion Kalium terdapat
dalam cairan intraseluler dan ekstraseluler. Keduanya berperan penting dalam
menjaga tekanan osmosis cairan tubuh serta mempertahankan fungsi enzim dalam
mengkatalisis reaksi biokimia dalam tubuh.
Natrium Karbonat (soda abu) digunakan dalam industri
pengolahan air dan industri pembuatan sabun, detergen, obat-obatan, dan zat
aditif makanan. Selain itu, Natrium Karbonat digunakan juga pada industri
gelas. Senyawa ini dibentuk melalui proses Solvay. Reaksi yang terjadi
pada proses Solvay adalah sebagai berikut :
NH3(aq) + NaCl(aq) +
H2CO3(aq) ——> NaHCO3(s) + NH4Cl(aq)
2 NaHCO3(s) ——> Na2CO3(s)
+ CO2(g) + H2O(g)
Sumber mineral lain yang mengandung senyawa Natrium
Karbonat adalah trona, dengan formula kimia [Na5(CO3)2(HCO3).2H2O].
Mineral ini ditemukan dalam jumlah besar di Wyoming, Amerika Serikat. Ketika
mineral trona dipanaskan, akan terjadi reaksi penguraian sebagai berikut
:
2 Na5(CO3)2(HCO3).2H2O(s)
——> 5 Na2CO3(s) + CO2(g) + 3 H2O(g)
Natrium Hidroksida dan Kalium Hidroksida masing-masing
diperoleh melalui elektrolisis larutan NaCl dan KCl. Kedua hidroksida ini
merupakan basa kuat dan mudah larut dalam air. Larutan NaOH digunakan dalam
pembuatan sabun . Sementara itu, larutan KOH digunakan sebagai larutan
elektrolit pada beberapa baterai (terutama baterai merkuri).
Chile saltpeter (Natrium Nitrat) terurai membentuk gas oksigen pada
suhu 500°C. Reaksi penguraian yang terjadi adalah sebagai berikut :
2 NaNO3(s) ——> 2 NaNO2(s)
+ O2(g)
Kalium Nitrat (saltpeter) dapat dibuat melalui
reaksi berikut :
KCl(aq) + NaNO3(aq) ——>
KNO3(aq) + NaCl(aq)
Alkali Tanah (Alkaline Earth)
Unsur Alkali Tanah mempunyai sifat yang menyerupai
unsur Alkali. Unsur Alkali Tanah umumnya merupakan logam, cenderung membentuk
ion positif, dan bersifat konduktif, baik termal maupun elektrik. Unsur Alkali
Tanah kurang elektropositif (lebih elektronegatif) dan kurang reaktif bila
dibandingkan unsur Alkali. Semua unsur Golongan IIA ini memiliki sifat kimia
yang serupa, kecuali Berilium (Be). Yang termasuk unsur Golongan IIA adalah
Berilium (Be), Magnesium (Mg), Kalsium (Ca), Stronsium (Sr), Barium (Ba), dan
Radium (Ra). Radium jarang dipelajari sebagai salah satu anggota unsur Golongan
IIA, sebab Radium adalah unsur radioaktif yang tidak stabil dan cenderung meluruh
membentuk unsur baru lainnya. Konfigurasi elektron menunjukkan unsur-unsur
Golongan IIA memiliki dua elektron valensi. Dengan demikian, untuk mencapai
kestabilan, unsur Golongan IIA melepaskan dua elektron membentuk ion bermuatan
positif dua (M2+). (
Dalam satu golongan, dari Berilium sampai Barium,
jari-jari unsur meningkat. Peningkatan ukuran atom diikuti dengan peningkatan
densitas unsur. Sebaliknya, energi ionisasi dan keelektronegatifan berkurang
dari Berilium sampai Radium. Semakin besar jari-jari unsur, semakin mudah unsur
melepaskan elektron valensinya. Potensial standar reduksi (E°red)
menurun dalam satu golongan. Hal ini menunjukkan bahwa kekuatan reduktor
meningkat dalam satu golongan dari Berilium sampai Barium.
Magnesium adalah unsur yang cukup melimpah di kerak
bumi (urutan keenam, sekitar 2,5% massa kerak bumi). Beberapa bijih mineral
yang mengandung logam Magnesium, antara lain brucite, Mg(OH)2,
dolomite (CaCO3.MgCO3), dan epsomite (MgSO4.7H2O).
Air laut merupakan sumber Magnesium yang melimpah (1,3 gram Magnesium per
kilogram air laut). Magnesium diperoleh melalui elektrolisis lelehan MgCl2.
Magnesium tidak bereaksi dengan air dingin. Magnesium
hanya bereaksi dengan air panas (uap air). Reaksi yang terjadi adalah sebagai
berikut :
Mg(s) + H2O(g)
——> MgO(s) + H2(g)
Magnesium juga bereaksi dengan udara membentuk
Magnesium Oksida dan Magnesium Nitrida. Reaksi yang terjadi adalah sebagai
berikut :
2 Mg(s) + O2(g) ——> 2
MgO(s)
3 Mg(s) + N2(g) ——> Mg3N2(s)
Magnesium Oksida bereaksi lambat dengan air
menghasilkan Magnesium Hidroksida (milk of magnesia), yang digunakan
sebagai zat aktif untuk menetralkan asam lambung berlebih. Reaksi pembentukan milk
of magnesia adalah sebagai berikut :
MgO(s) + H2O(l)
——> Mg(OH)2(s)
Hidroksida dari Magnesium merupakan basa kuat. Semua
unsur Golongan IIA membentuk basa kuat, kecuali Be(OH)2 yang
bersifat amfoter. Senyawa bikarbonat, MgHCO3 (maupun CaHCO3),
menyebabkan kesadahan air sementara (dapat dihilangkan dengan cara pemanasan).
Logam Magnesium terutama digunakan dalam bidang
konstruksi. Sifatnya yang ringan menjadikannya sebagai pilihan utama dalam
pembentukan alloy (paduan logam). Logam Magnesium juga digunakan dalam
proteksi katodik untuk mencegah logam besi dari korosi (perkaratan), reaksi
kimia organik (reaksi Grignard), dan sebagai elektroda baterai . Sementara itu,
dalam sistem kehidupan, ion Mg2+ ditemukan dalam klorofil (zat hijau
daun) tumbuhan dan berbagai enzim pada organisme yang mengkatalisis reaksi
biokimia penunjang kehidupan.
Kerak bumi mengandung 3,4 persen massa unsur Kalsium.
Kalsium dapat ditemukan dalam berbagai senyawa di alam, seperti limestone,
kalsit, dan batu gamping (CaCO3); dolomite (CaCO3.MgCO3);
gypsum (CaSO4.2H2O); dan fluorite (CaF2).
Logam Kalsium dapat diperoleh melalui elektrolisis lelehan CaCl2.
Kalsium (sama seperti Stronsium dan Barium) dapat
bereaksi dengan air dingin membentuk hidroksida, Ca(OH)2. Senyawa
Ca(OH)2 ini dikenal dengan istilah slaked lime atau hydrate
lime. Reaksi tersebut jauh lebih lambat bila dibandingkan reaksi logam
Alkali dengan air.
Ca(s) + 2 H2O(l)
——> Ca(OH)2(aq) + H2(g)
Kapur (lime), CaO, atau sering disebut dengan
istilah quicklime, adalah salah satu material tertua yang dikenal
manusia sejak zaman purba. Quicklime dapat diperoleh melalui penguraian
termal senyawa Kalsium Karbonat. Reaksi yang terjadi adalah sebagai berikut :
CaCO3(s) ——> CaO(s) +
CO2(g)
Slaked lime juga dapat dihasilkan melalui reaksi antara quicklime
dengan air. Reaksi yang terjadi adalah sebagai berikut :
CaO(s) + H2O(l)
——> Ca(OH)2(aq)
Quicklime digunakan pada industri metalurgi sebagai zat aktif
untuk menghilangkan SO2 pada bijih mineral. Sementara slaked lime
digunakan dalam pengolahan air bersih. Logam Kalsium digunakan sebagai agen
penarik air (dehydrating agent) pada pelarut organik. Unsur Kalsium
merupakan komponen utama penyusun tulang dan gigi. Ion kalsium dalam tulang dan
gigi terdapat dalam senyawa kompleks garam fosfat, yaitu hidroksiapatit (Ca5(PO4)3OH).
Ion Kalsium juga berfungsi sebagai kofaktor berbagai enzim, faktor penting
dalam proses pembekuan darah, kontraksi otot, dan transmisi sinyal sistem saraf
pusat.
Untuk membedakan unsur-unsur Golongan IIA, dapat
dilakukan pengujian kualitatif melalui tes nyala. Saat masing-masing unsur
dibakar dengan pembakar Bunsen, akan dihasilkan warna nyala yang bervariasi. Magnesium
menghasilkan nyala berwarna putih terang, Kalsium menghasilkan
nyala berwarna merah bata, Stronsium menghasilkan nyala berwarna merah
terang, sedangkan Barium menghasilkan nyala berwarna hijau.
Garam yang terbentuk dari unsur Golongan IIA merupakan
senyawa kristalin ionik tidak berwarna. Garam tersebut dapat dibentuk melalui
reaksi logam, oksida logam, atau senyawa karbonat dengan asam. Berikut ini
adalah contoh beberapa reaksi pembentukan garam :
1. Mg(s) + 2 HCl(aq)
——> MgCl2(aq) + H2(g)
2. MgO(s) + 2 HCl(aq)
——> MgCl2(aq) + H2O(l)
3. MgCO3(s) + 2 HCl(aq) ——>
MgCl2(aq) + H2O(l) + CO2(g)
Senyawa nitrat mengalami penguraian termal membentuk
oksida logam, nitrogen dioksida, dan gas oksigen. Sebagai contoh :
2 Mg(NO3)2(s) ——> 2 MgO(s)
+ 4 NO2(g) + O2(g)
Senyawa karbonat mengalami penguraian termal membentuk
oksida logam dan gas karbon dioksida. Sebagai contoh :
BaCO3(s) ——> BaO(s) +
CO2(g)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Silahkan memberi masukan yang membangun.terima kasih