Kamis, 13 Desember 2018

UNSUR PERIODE KE-3

Unsur-unsur transisi periode ketiga di alam sebagian besar ditemukan dalam bentuk senyawa.
Sifat fisika unsur-unsur transisi periode ketiga :
SifatNaMgAlSiPSClAr
Jari-jari atom (pm)15713612511711010499-
Titik leleh (°C)986516601.41044119-101-189
Titik didih (°C)8921.1072.4672.355280445-35-186
Energi ionisasi4957385777871.0601.0001.2601.520
Keelektronegatifan1,01,251,451,752,052,452,85-
Kelompok unsur periode ketiga :
  • Unsur Logam ; Na, Mg, dan Aℓ
  • Unsur semilogam : Si
  • Unsur nonlogam : P, S, Cℓ, Ar.
Sifat kimia unsur-unsur transisi periode ketiga :
  • Dari kiri ke kanan, sifat oksidatornya bertambah sedangkan sifat reduktornya makin berkurang.
  • Unsur-unsur periode ketiga memiliki kemiripan dengan unsur periode kedua pada golongan sebelumnya, yang disebut hubungan diagonal.
Pembuatan unsur-unsur transisi periode ketiga:
  • Natrium dibuat dengan elektrolisis larutan garamnya.
  • Magnesium dibuat dengan elektrolisis lelehan garamnya.
  • Aluminium dibuat dengan elektrolisis leburan aluminium oksida melalui proses Hall. Proses Hall dilakukan berdasarkan tahapan berikut :
  • Tahap pemurnian bauksit
Bauksit kotor dicuci dengan larutan NaOH pekat untuk memisahkan Aℓ2O3dari  zat-zat lain yang ada dalam bauksit. Larutan yang terbentuk ditambah asam agar terbentuk Aℓ(OH)3. Setelah itu, endapan Aℓ(OH)3 dipanaskan agar terurai menjadi Aℓ2O3 yang murni. Reaksinya adalah :
  • Tahap Elektrolisis
Aℓ2O3yang terbentuk pada tahap 1 dicampurdengan Na3AℓF6 (kriolit) lalu dilelehkan. Kriolit digunakan untuk menurunkan
titik leleh Aℓ2O3 dan pelarut ketika campuran dilelehkan. Selanjutnya, larutan Aℓ2O3dielektrolisis berdasarkan persamaan reaksinya :

  • Silikon dibuat dengan mereduksi SiO2 (pasir silica) menggunakan proses coke.
  • Fosfor dibuat dari reduksi kalsium fosfat.
  • Sulfur diperoleh dengan proses Frasch dan Cara Clause.
  • Klorin diperoleh dari elektrolisis larutan garam dapur.
  • Argon diperoleh dari destilasi udara cair.
Manfaat unsur-unsur transisi periode ketiga:
  • Natrium digunakan untuk membuat natrium karbida.
  • Magnesium digunakan untuk bahan pembuatan kembang api dan lampu penerang pada fotografi,  proteksi katodik besi.Selain itu, garam inggris (MgSO4) dan antasida (Mg(OH)2) digunakan sebagai obat-obatan.
  • Aluminium digunakan dalam industri pesawat terbang, untuk katalis dalam industri plastik, campurannya dengan besi digunakan untuk mengelas baja, garam sulfatnya untuk pewarnaan di industri tekstil.
  • Silikon digunakan untuk solar sel, pembuatan gelas, kaca, semen.
  • Fosfor digunakan untuk korek api (fosfor merah), bahan dasar pembuatan pupuk.
  • Sulfur digunakan sebagai bahan baku pembuatan asam sulfat. Asam sulfat dapat diperoleh dengan 2 proses, yaitu :
  • Proses Kontak
  • Belerang dibakar dengan udara membentuk belerang dioksida:
  • Belerang dioksida dioksidasi lebih lanjut menjadi belerang trioksida :
  • Belerang trioksida dilarutkan dalam asam sulfatpekat membentuk asam pirosulfat
  • Asam pirosulfat direaksikan dengan air membentuk asam sulfat pekat
Katalis yang digunakan pada reaksi ini adalah  V2O5
  • Proses Bilik Timbal
Bahan baku yang digunakan adalah pirit (FeS2) yang dibakar menghasilkan gas . Katalis yang digunakan adalah .
Kegunaan asam sulfat :
  1. Bahan baku pembuatan pupuk superfosfat dan amonium sulfat yang dikenal dengan pupuk ZA
  2. Pembersih logam pada galvanisasi dan penyepuhan
  3. Pengisi aki pada kendaraan bermotor

Kamis, 06 Desember 2018

UNSUR TRANSISI


UNSUR TRANSISI

Unsur-Unsur Transisi Peride Keempat
Pada sistem periodik unsur, yang termasuk dalam golongan transisi adalah unsur-unsur golongan B, dimulai dari IB –VIIIB



Sifat-sifat unsur transisi
1. Sifat Logam
Semua unsur transisi adalah logam, yang bersifat lunak, mengkilap,dan penghantar listrik dan panas yang baik. Hal ini disebabkan karena unsur transisi hanya mengandung 1 atau 2 elektron pada kulit terluar.
2. Bilangan Oksidasi
Tidak seperti golongan IA dan IIA yang hanya mempunyai bilangan oksidasi +1 dan +2, unsur-unsur logam transisi mempunyai  bilangan oksidasi  yang lebih sejenis.Hal ini disebabkan karena beberapa atau semua elektron pada orbital d dapat digunakan bersama-sama dengan elektron valensi( elektron pada orbital s) dalam membentuk senyawa
 3.Sifat Kemagnetan
Setiap unsur transisi mempunyai sifat magnetik:
a.   paramagnetik,di mana atom, molekul, atau ion sedikit dapat ditarik oleh medan magnet karena ada elektron yang tidak berpasangan pada orbitalnya
contoh: Logam Sc, Ti, V, Cr, dan Mn
b.   diamagnetik, di mana atom, molekul, atau ion dapat ditolak oleh medan magnet karena seluruh elektron pada orbitnya berpasangan.
contoh Cu dan Zn.
c.     feromagnetik, yaitu kondisi yang sama dengan paramagnetik hanya saja dalam keadaan padat contoh  Fe, Co, dan Ni
4. Ion Berwarna
Tingkat energi elektron pada unsur-unsur transisi yang hampir sama menyebabkan timbulnya warna pada ion-ion logam transisi. Hal ini terjadi karena elektron dapat bergerak ke tingkat yang lebih tinggi dengan mengabsorpsi sinar tampak. Pada golongan transisi, subkulit 3d yang belum terisi penuh menyebabkan elektron pada subkulit itu menyerap energi cahaya, sehingga elektronnya tereksitasi dan memancarkan energi cahaya dengan warna yang sesuai dengan warna cahaya yang dapat dipantulkan pada saat kembali ke keadaan dasar.


5.ION KOMPLEKS
a. Pengertian Ion Kompleks
Ion kompleks merupakan ion yang tersusun dari ion pusat (atom pusat) yang dikelilingi oleh molekul atau ion (disebut ligan). Antara ion pusat dengan ligan terjadi ikatan koordinasi. Jumlah ikatan koordinasi yang terjadi antara ion pusat dengan ligan disebut  bilangan koordinasi.
                Contoh :
               [Cu(H2O)4]2+        : atom pusatnya adalah Cu2+
                                                ligannya adalah H2O
                                                bilangan koordinasinya adalah 4
                                                muatan  ion kompleks = bil Oks Cu + 4( muatan    ligan H2O)  =  +2  + 4 (0 ) =+ 2  + 0  =+ 2

b. Sruktur Ion Kompleks
Terbentuknya ion kompleks disebabkan oleh adanya ikatan koordinasi antara atom pusat dengan ligan. Atom pusat menyediakan orbital kosong yang nantinya akan ditempati oleh pasangan electron dari ligan. Menurut teori Warner, terbentuknya ikatan melalui pembentukan orbital gabungan dari atom pusat. Orbital gabungan ini sering disebut dengan orbital bastar  atau Hibridisasi.
 Contoh : Ion kompleks yang terdiri dari atom pusat Fe2+ dan enam buah ligan CN- ,ion kompleks apa yang terbentuk ?
 Bilangan  koordinasi Fe  =  6
 Mutan ion kompleks                  =   2  +  6 (-1)  =  -4
 Rumus ion Kompleks      ;  Fe(CN)64-
c. Tata Nama Senyawa Kompleks
                Penamaan senyawa kompleks menurut IUPAC mengikuti aturan sebagai berikut :

1.            Nama kation ( ion positif) disebut lebih dahulu, kemudian diikuti dengan nama anion (ion negatif) , seperti pada penamaan senyawa ion.
2.            Pada ion kompleks, urutan penyebutannya adalah : jumlah ligan – nama ligan – nama atom pusat ( biloks atom pusat ).
3.            Jumlah ligan disebut degan bahasa latin, 1 : mono, 2 : di, 3 : tri,  4: tetra 5 : penta 6 : heksa
4.            Nama ligan ditambah dengan akhiran o dengan cara :
–      Ligan-ligan yang berakhiran ida diganti dengan o
–      Ligan-ligan yang berakhiran it diganti dengan ito dan ato
–      Ligan netral diberi nama sesuai dengan nama molekulnya ( dalam bahasa latin)
                Cl-        =   kloro                    C2O42-       =   Oksalato
                Br-       =    bromo                  NO2-          =    Nitrito
                CN-      =    Siano                  OH-           =    Hidrokso
                SCN-    =    tiosiano              H2O          =     Akua
                S2O32- = tiosulfato                NH3         =    Amina

Rabu, 03 Oktober 2018

Sel Elektrolisis Dan Hukum Faraday

Elektrolisis

        Elektrolisis adalah peristiwa penguraian zat elektrolit oleh arus listrik. Arus listrik berasal dari sumber arus dari baterai atau aki yang menghasilkan arus searah. Reaksi pada sel elektrolisis tidak spontan, karena hanya berproses apabila memperoleh arus dari sumber arus.
















Senin, 03 September 2018

soal koligatif larutan


1.       Hitung kemolalan larutan yang dibuat dengan mencampurkan 3 gram urea CO(NH2)2 dengan 200 gram air, Ar.C=12, O=16, N=14, H=1
2.       Tekanan uap jenuh air pada suhu 100oC adalah 76 cmHg. Jika 18 g glukosa Mr 180 dilarutkan dalam 90 gram air Mr 18, maka suhu tersebut berapa tekanan larutannya ?

3.       18 gram glukosa Mr 180 dilarutkan dalam 500 gram air. Jika Kb air = 0,52 maka hitung kenaikan titik didih larutan !

4.       Sebanyak 11,1 gram CaCl2 dilarutkan dalam 200 gram air. Bila Kb air = 0,52 maka hitung titik didih larutan yang dihasilkan . (Ar Ca = 40  Cl = 35,5 )

5.       Sebanyak 4 gram NaOH Mr =40 dilarutkan dalam 750 gram air. Jika derajat ionisasi larutan NaOH 75% dan Kf air 1,86, maka hitung penurunan titik beku larutan NaOH !

6.       Berapa Konsentrasi asam formiat HCO2H 4,6 % massa, dengan massa jenis 1,01 g/ml ?

7.       Dalam 250 ml larutan terdapat 24 gram zat X yang nonelektrolit. Pada temperatur 27oC tekanan osmotik larutan 32,8 atm, maka hitung massa molekul realtif zat tersebut !

8.    Diketahui titik didih larutan urea = 100,52 oC, Kb air = 0,52oC/m, Kf air = 1,86 oC/m, titik didih air = 100 oC. Tentukan titik beku larutan!


Selasa, 16 Januari 2018

LARUTAN ELEKTROLIT DAN NONELEKTROLIT

LARUTAN ELEKTROLIT DAN NONELEKTROLIT

1.       Pengertian dan perbedaan larutan elektrolit dan larutan nonelekrolit
A.    Pengertian larutan
Larutan adalah campuran homogen antara zat terlarut dan pelarut. Zat terlarut adalah zat yang terdispersi ( tersebar secara merata ) dalam zat pelarut.Zat terlarut mempunyai jumlah yang lebih sedikit dalam campuran. Ini biasa di sebut dengan solute. Sedangkan zat pelarut adalah zat yang mendispersi atau ( fase pendispersi ) komponen – komponen zat terlarut. Zat pelarut mempunyai jumlah yang lebih banyak dalam campuran. Zat pelarut di sebut solvent.
B.     Pengertian larutan elektrolit dan larutan nonelektrolit
–          Larutan elektrolit adalah larutan yang dapat menghantarkan arus listrik dengan memberikan gejala berupa menyalanya lampu pada alat uji atau timbulnya gelmbung gas dalam larutan .Larutan yang menunjukan gejala – gejala tersebut pada pengujian tergolong ke dalam larutan elektrolit.
–          Larutan nonelektrolit adalah larutan yang tidak dapat menghantarkan arus listrik dengan memberikan gejala berupa tidak ada gelembung dalam larutan atau lampu tidak menyala pada alat uji. Larutan yang menunjukan gejala – gejala tersebut pada pengujian tergolong ke dalam larutan nonelektrolit.

C.    Jenis – jenis larutan berdasrkan daya hantar listrik
Larutan elektrolit kuat
Laruta elektrolit kuat adalah larutan yang banyak menghasilkan ion – ion karena terurai sempurna, maka harga derajat ionisasi (ά ) = 1. Banyak sedikit elektrolit menjadi ion dinyatakan dengan derajat ionisasi ( ά ) yaitu perbandingan jumlah zat yang menjadi ion dengan jumlah zat yang di hantarkan. Yang tergolong elektrolit kuat adalah :
Asam – asam kuat
Basa – basa kuat
Garam – garam yang mudah larut
Ciri – ciri daya hantar listrik larutan elektrolit kuat yaitu lampu pijar akan menyala terang dan  timbul gelembung – gelembung di sekitar elektrode. Larutan elektrolit kuat terbentuk dari terlarutnya senyawa elektrolit kuat dalam pelarut air. Senyawa elektrolit kuat dalam air dapat terurai sempurna membentuk ion positif ( kation ) dan ion negatif (anion). Arus listrik merupakan arus electron. Pada saat di lewatkan ke dalam larutan elektrolit kuat, electron tersebut dapat di hantarkan melalui ion – ion dalam larutan, seperti ddihantarkan oleh kabel. Akibatnya lampu pada alat uji elektrolit akan menyala. Elektrolit kuat terurai sempurna dalam larutan. Contoh : HCl, HBr, HI, HNO3, H2SO4, NaOH, KOH, dan NaCL.

Larutan elektrolit lemah
Larutan elektrolit lemah adalah larutan yang daya hantar listriknya lemah dengan harga derajat ionisasi sebesar 0 < ά > 1. Larutan elektrolit lemah mengandung zat yang hanya sebagian kecil menjadi ion – ion ketika larut dalam air. Yang tergolong elektrolit lemah adalah :
Asam – asam lemah
Garam – garam yang sukar larut
Basa – basa lemah
Adapun larutan elektrolit yang tidak memberikan gejala lampu menyala, tetapi menimbulkan gas termasuk ke dalam larutan elektrolit lemah. Contohnya adalah larutan ammonia, larutan cuka dan larutan H2S.

Larutan non elektrolit
Larutan non elektrolit adalah larutan yang tidak dapat menghantarkan arus listrik karena zat terlarutnya di dalam pelarut tidak dapat menghasilkan ion – ion ( tidak mengion ). Yang tergolong jenis larutan ini adalah larutan urea, larutan sukrosa, larutan glukosa, alcohol dan lain – lain.