Minggu, 21 Februari 2021
Sabtu, 20 Februari 2021
Sabtu, 13 Februari 2021
HALOALKANA (ALKIL HALIDA)
HALOALKANA
(ALKIL HALIDA)
Senyawa haloalkana merupakan senyawa turunan alkana yang satu
atau lebih atom H-nya digantikan oleh atom halogen. Dalam hal ini, haloalkana dianggap
sebagai turunan alkana dengan atom halogen sebagai gugus pengganti.
Haloalkana (Alkil Halida).
Rumus umum: R-X
Contoh:
(Iodometana),
(Kloroetana)
CH3 -
I CH3CH2 - Cl
R
X
R X
R merupakan lambang umum untuk sebuah gugus alkil (metil, etil,
propil, dst.), sedangkan X mewakili halogen (F, Cl, Br, atau I). Jadi, rumus
umum haloalkana (alkil halida) ialah RX.
Aturan penulisan haloalkana sebagai
berikut:
1. 1. Rantai
induk adalah rantai terpanjang yang mengandung atom halogen.
2. 2. Penomoran
dimulai dari salah satu ujung, sehingga atom halogen mendapat nomor
terkecil.
3. Nama halogen ditulis sebagai awalan
dengan sebutan bromo, kloro, flouro dan iodo.
Contoh:
4. 4. Jika
terdapat lebih dari sejenis halogen maka prioritas penomoran didasarkan pada
kereaktifan halogen. Urutan kereaktifan F-Cl-Br-I. Akan tetapi, penulisan nama
tetap berdasarkan abjad jadi, urutan penulisan halogen adalah bromo, kloro,
fluoro, dan iodo
Contoh:
Catatan: penomoran dimulai dari sebelah kanan karena Fluoro lebih reaktif di banding Kloro, tetapi kloro di tulis lebih awal karena menurut abjad kloro
lebih awal.
5. Jika
terdapat dua atau lebih atom halogen sejenis dinyatakan dengan awalan di, tri
dan seterusnya. Awalan ini diabaikan dalam menentukan urutan penulisan halogen
Contoh:
Catatan: Penomoran dimualai dari sebelah kanan karena Kloro lebih reaktif dibandingkan dengan bromo, kata “di” ditulis sebelum bromo karena pada senyawa tersebut
terdapat 2 atom bromo.
6. Jika terdapat rantai
samping (cabang alkil), maka halogen didahulukan.
Sifat Fisika
Rumus
|
Td oC
|
Rapatan
pada 20oC g/ml
|
CH3Cl
CH2Cl2
CHCl3
CCl4
CH3Br
CH3I
|
-24
40
61
77
5
43
|
Gas
1,34
1,49
1,60
Gas
2,28
|
* Semakin besar polarizabilitas &
berat molekul, maka titik didih semakin
tinggi dan rapatan
juga semakin meningkat.
Dengan bertambahnya berat molekul dan bertambahnya polarisabilitas (yang
meningkatkan tarikan van der waals) menyebabkan kenaikan titik didih suatu
senyawa misalnya perbandingan titik didih CH3Cl, CH2Cl2,
CHCl3 dan CCl4. Juga, karena massa sebuah atom halogen,
rapatan alkil halida cair seringkali lebih tinggi daripada rapatan senyawa
organik yang sepadan.
Kegunaan
1. 1. Bahan
Pemadam Api
Senyawa bromoklorodiflorometana, CBrClF2 dan bromotriflorometana, CBrF3 banyak
digunakan untuk memadamkan api. Zat-zat tersebut dalam bentuk gas mempunyai
masa jenis yang cukup besar sehingga dapat mengusir udara dan mematikan api.
2.
2. Senyawa
Klorofluorokarbon (CFC) atau Freon
Freon adalah nama dagang bagi suatu golongan senyawa
klorofluorokarbon (CFC), yang digunakan sebagai cairan pendingin (refrigerant),
zat penghembus dalam pembuatan busa, cairan pembersih, air conditioner (AC) dan
propelan aerosol.
4. 3. Sebagai
Zat Anestesi
Kloroform (CHCl3) pernah digunakan secara luas
sebagai zat anestesi (pembius), tetapi kini sudah ditinggalkan karena
menyebabkan kerusakan hati. Pengganti Kloroform sekarang ini ialah halotan,
yaitu 2-bromo-2-kloro-1,1,1,-trifluoroetana (CF3-CHClBr). Halotan
tidak bersifat toksik, tidak mudah terbakar dan lebih nyaman bagi pasien.
5. 4. Antiseptik
Iodoform (CH3I) suatu zat berwarna kuning, berbau
khas, banyak digunakan sebagai antiseptik.
6. 5. Pelarut
Tetraklorometana (CCl4) suatu zat cair tidak
berwarna. Zat ini digunakan sebagai pelarut untuk oli dan lemak dan dalam
pencucian kering (dry cleaning). Akan tetapi, jika terpapar dalam waktu yang
cukup lama. Bahan ini dapat menyebabkan kerusakan hati dan ginjal. Oleh karena
itu penggunaanya sudah sangat berkurang dan sebagai gantinya digunakan
haloalkana yang mempunyai massa molekul relatif lebih besar, misalnya
1,1,1-triklorometana.
7. 6. Insektisida
Diklorodifeniltriklorietena (DDT) adalah suatu insektisida yang
sangat kuat dan tahan lama. Akan tetapi, penggunaannya telah dilarang karena
sifatnya yang sangat stabil, tidak dapat diuraikan oleh mikroorganisme.
8.
Sabtu, 06 Februari 2021
ASAM BASA
Asam dan Basa
Senyawa Oksida
Oksida adalah persenyawaan
antara suatu unsur dengan oksigen. Oksigen dalam persenyawaan selalu bervalensi
2 (kecuali dalam peroksida, superoksida, dan oksida campuran), maka rumus umum
oksida – oksida tersebut adalah A2Ox, jika A adalah unsur bervalensi x.
Ada 5 macam oksida yang
dikenal:
·
Oksida basa
·
Oksida asam
·
Oksida amfoter
·
Oksida indiferen
·
Peroksida
Oksida Basa (Oksida Logam)
Oksida basa adalah suatu oksida
logam yang dapat menghasilkan basa hidroksida apabila oksida tersebut
direaksikan dengan air. Contoh oksida basa adalah oksida logam : Na2O, K2O, CaO, Fe2O3, CuO, ZnO.
Jika senyawa oksida basa direaksikan dengan air akan dihasilkan basa:
Na2O + H2O
--> 2NaOH
K2O + H2O
--> 2KOH
CaO + H2O
--> Ca(OH)2
Oksida Asam
(Oksida Non Logam)
Oksida asam
adalah oksida non logam yang dapat menghasilkan asam bila direaksikan dengan
air. Contoh oksida asam antara lain CO2, SO2, SO3, P2O3, P2O5, N2O3, N2O5. Apabila oksida asam direaksikan
dengan air akan menghasilkan asam :
CO2 + H2O
--> H2CO3
SO2 + H2O
--> H2SO3
SO3 + H2O
--> H2SO4
P2O3 +
3H2O --> H3PO3
P2O5 +
H2O
--> H3PO4
N2O3 +
H2O
--> HNO2
N2O5 +
H2O
--> HNO3
Oksida
Amfoter
Oksida yang
terbentuk dari unsur-unsur amfoter (B, Si, As, Sb, Te, Po) disebut oksid a
amfoter. Disebut
amfoter karena dapat berlaku sebagai asam dan juga dapat berlaku sebagai basa
tergantung pada kondisi atau larutn yang direaksikan dengannya.
Dalam asam
yang lebih kuat oksida amfoter bertindak sebagai basa, begitu sebaliknya
bereaksi dengan zat yang lebih basa oksida amfoter bertindak sebagai asam.
TEORI ASAM BASA
1.
Asam
Basa Arrhenius
·
asam adalah zat yang dapat melepaskan ion H+ di dalam air sehingga konsentrasi ion
H+ dalam air meningkat.
·
Basa adalah zat yang dapat melepaskan ion OH– di
dalam air sehingga konsentrasi ion OH– dalam air meningkat.
Contoh ;
·
Asam: HCl, HNO3,
dan H2SO4. Senyawa ini jika dilarutkan dalam air akan
terurai membentuk ion H+ dan ion
negatif sisa asam.
·
Basa: NaOH, KOH,
Ca(OH)2, dan dan Al(OH)3. Senyawa ini jika dilarutkan
dalam air akan terurai membentuk ion OH– dan ion
positif sisa basa.
2.
Asam Basa
Brønsted–Lowry
Pada tahun 1923, Johannes
N. Brønsted dan Thomas M. Lowry secara terpisah mengajukan definisi asam dan
basa yang lebih luas. Konsep yang diajukan tersebut didasarkan pada fakta bahwa
reaksi asam–basa melibatkan transfer proton (ion H+)
dari satu zat ke zat lainnya. Proses transfer proton ini selalu melibatkan asam
sebagai pemberi/donor proton dan basa sebagai penerima/akseptor proton. Jadi,
menurut definisi asam basa Brønsted–Lowry,
§ asam
adalah donor proton.
§ basa
adalah akseptor proton.
Jika ditinjau dengan teori
Brønsted–Lowry, pada reaksi ionisasi HCl ketika dilarutkan dalam air, HCl
berperan sebagai asam dan H2O sebagai basa.
HCl(aq) + H2O(l) ↔Cl−(aq) + H3O+(aq)
Asam basa
basa asam
l______________l
l___________________l
HCl ( asam ) berubah
menjadi ion Cl− setelah memberikan proton
(H+) kepada H2O. H2O
( Basa) menerima proton (H+ ) dari HCl sehingga
terbentuk ion hidronium (H3O+).
Maka pasangan asam basa
konjugasinya
HCl
dan Cl− atau H3O+ dan H2O
Dan
Maka pasangan basa asam konjugasinya
Cl− dan HCl
atau H2O dan H3O+
3. Asam Basa Lewis
Asam Basa menurut Lewis ini bahwa :
Asam merupakan suatu Senyawa Kimia (Zat) yang bisa menerima Pasangan
Elektron dari Senyawa (Zat) lain atau bisa dikatakan Akseptor pasangan
Elektron,
Basa Menurut Teori Asam Basa Lewis ialah suatu Senyawa Kimia (Zat)
yang bisa memberikan pasangan Elektron kepada Senyawa yang lain atau bisa
dikatakan sebagai Donor pasangan Elektron.
Teori Asam-Basa harus diselesaikan dengan landasan Teori
Struktur Atom, bukan hanya berdasarkan hasil percobaan (Penelitian) saja.
ASAM BASA
1.
Asam Kuat
Asam kuat adalah asam yang dalam air
terionisasi sempurna( 0 < α < 1), sehingga dalam larutan asam kuat tidak lagi terdapat
molekul-molekul asam melainkan hanya ion-ion H+ dan ion-ion
sisa asam. Dengan demikian, reaksi asam kuat merupakan reaksi berkesudahandan
harga tetapan ionisasi asamnya (Ka) tak terdefinisi (~). Oleh karena harga Ka
asam kuat tak terdefinisi maka dalam perhitungan harga Ka tidak dinyatakan dan
konsentrasi ion H+ dalam larutan asam kuat adalah :
aH+ = jumlah ion H+
Ma = Molaritas asam atau konsentrasi asam
Contoh : Berapakah konsentrasi ion H+
dari larutan HCl 0,01M ?
Jawab : Dalam hal ini, [H+]
dapat dikaitkan dengan konsentrasi asamnya karena asamnya kuat dianggap mengion
sempurna.
HCl(aq) → H+(aq) + Cl–(aq)
·
[H+]= aH+ . Ma
= 1 x 0,01= 0,01
2.
Asam Lemah
Asam lemah adalah
asam yang dalam air terionisasi sebagian (α = kecil). Dalam larutan asam lemah
terdapat molekul-molekul asam yang tidak terionisasi, dan ion-ion H+,
serta ion sisa asam (A–).
Asam lemah mempunyai harga Ka kecil dan
semakin kecil harga α asam lemah, makin kecil pula harga Ka nya. Konsentrasi
ion H+ dalam larutan asam lemah dapat dikaitkan dengan tetapan
ionisasi asam.Sesuai dengan persamaan diatas, konsentrasi
kesetimbangan asam lemah HA adalah Ma (1–α). Harga derajat ionisasi asam sangat kecil, mendekati
nol,sehingga : 1 – α ≈ 1, berati Ma(1–α) ≈ Ma
Dengan
kata lain, konsentrasi asam dalam larutan dianggap tetap sama dengan Ma, seolah-olah tidak ada
yang terion. Oleh karena itu persamaan diatas dapat ditulis ;
Ket : Ka : kesetimbangan asam lemah
Ma : Molaritas Asam lemah
Contoh : berapakah H+ dari
larutan CH3COOH 0,05 M; Ka = 1 × 10–5
Jawab :
[H+] = √1 ×10–5 × 0,4
= √4 × 10–6 = 2 × 10–3
3. Basa Kuat
Basa kuat adalah basa yang dalam air
terionisasi sempurna (α = 1). Dalam larutan basa kuat tidak terdapat
molekul-molekul basanya, melainkan terdapat ion-ion hidroksil dan ion-ion
logam. Reaksi basa merupakan reaksi berkesudahan. Konsentrasi ion OH– dalam
larutan basa kuat :
Ket :
bOH– = jumlah ion OH–
Mb = Molaritas basa atau
konsentrasi basa
Contoh : Berapakah konsentrasi ion OH–dari larutan Ba(OH)2 0,01M ?
Jawab : Dalam hal ini, [OH–] dapat dikaitkan
dengan konsentrasi basanya karena basanya kuat dianggap mengion sempurna.
Ba(OH)2↔ Ba+2 + 2OH–
[OH-]= bOH– . Mb
= 2 x 0,01= 0,02 M
4. Basa Lemah
Basa
lemah adalah adalah suatu basa yang dalam air terionisasi sebagian (α =
kecil)dalam larutan basa lemah terdapat molekul-molekul basa yang tidak terionisasi,
ion-ion hidroksil, dan ion-ion logam yang berada dalam kesetimbangan.Basa
lemah memiliki harga kesetimbangan yang sangat kecil.
Hubungan konsentrasi ion OH– dengan derajat
ionisasi basa dan tetapan ionisasi basa dinyatakan sebagai berikut :
Sesuai dengan persamaan diatas, konsentrasi
kesetimbangan basa lemah BOH adalah Mb (1–α). Harga derajat ionisasi basa sangat kecil, mendekati nol,sehingga : 1 – α ≈ 1,
berati Mb(1–α) ≈ Mb
Dengan
kata lain, konsentrasi basa dalam larutan dianggap tetap sama dengan Mb, seolah-olah tidak ada
yang terion. Oleh karena itu persamaan diatas dapat ditulis;
Ket : Kb : kesetimbangan basa lemah
Mb : Molaritas basa lemah
Contoh : berapakAh [OH–] larutan 0,001 NH3 dalam 500 ml air (Kb NH4OH = 1 × 10–5?
Jawab : reaksi ; NH3 + H2O → NH4OH
,
NH4OH→ NH4+ +
OH–
[OH–]
= √1 . 10–5 × 0,001
[OH–] = √1 . 10–5 ×
10–3
[OH–] = 10–4
Langganan:
Postingan (Atom)