Sabtu, 13 Februari 2021

HALOALKANA (ALKIL HALIDA)

HALOALKANA (ALKIL HALIDA)
Senyawa haloalkana merupakan senyawa turunan alkana yang satu atau lebih atom H-nya digantikan oleh atom halogen. Dalam hal ini, haloalkana dianggap sebagai turunan alkana dengan atom halogen sebagai gugus pengganti.
Haloalkana (Alkil Halida).

Rumus umum:  R-X
Contoh:         (Iodometana),                         (Kloroetana)
                                 CH3 - I                              CH3CH2 - Cl
                                   R     X                                  R           X     
R merupakan lambang umum untuk sebuah gugus alkil (metil, etil, propil, dst.), sedangkan X mewakili halogen (F, Cl, Br, atau I). Jadi, rumus umum haloalkana (alkil halida) ialah RX.
Aturan penulisan haloalkana sebagai berikut:
1.     1.   Rantai induk adalah rantai terpanjang yang mengandung atom halogen.
2.     2.  Penomoran dimulai dari salah satu ujung, sehingga atom halogen mendapat nomor 
             terkecil.
 3.  Nama halogen ditulis sebagai awalan dengan sebutan bromo, kloro, flouro dan iodo.
      Contoh:

4.   4. Jika terdapat lebih dari sejenis halogen maka prioritas penomoran didasarkan pada kereaktifan halogen. Urutan kereaktifan F-Cl-Br-I. Akan tetapi, penulisan nama tetap berdasarkan abjad jadi, urutan penulisan halogen adalah bromo, kloro, fluoro, dan iodo

       Contoh:
Catatan: penomoran dimulai dari sebelah kanan karena Fluoro lebih reaktif di banding Kloro, tetapi kloro di tulis lebih awal karena menurut abjad kloro lebih awal.

5.       Jika terdapat dua atau lebih atom halogen sejenis dinyatakan dengan awalan di, tri dan seterusnya. Awalan ini diabaikan dalam menentukan urutan penulisan halogen
      Contoh:
Catatan: Penomoran dimualai dari sebelah kanan karena Kloro lebih reaktif dibandingkan dengan bromokata “di” ditulis sebelum bromo karena pada senyawa tersebut terdapat 2 atom bromo.

6.       Jika terdapat rantai samping (cabang alkil), maka halogen didahulukan.

Sifat Fisika

Rumus
Td oC
Rapatan pada 20oC g/ml
CH3Cl
CH2Cl2
CHCl3
CCl4
CH3Br
CH3I
-24
40
61
77
5
43
Gas
1,34
1,49
1,60
Gas
2,28

       * Semakin besar polarizabilitas & berat molekul, maka titik didih semakin 
          tinggi dan rapatan juga semakin meningkat.

Dengan bertambahnya berat molekul dan bertambahnya polarisabilitas (yang meningkatkan tarikan van der waals) menyebabkan kenaikan titik didih suatu senyawa  misalnya perbandingan titik didih CH3Cl, CH2Cl2, CHCl3 dan CCl4. Juga, karena massa sebuah atom halogen, rapatan alkil halida cair seringkali lebih tinggi daripada rapatan senyawa organik yang sepadan. 

Kegunaan
1.      1.   Bahan Pemadam Api
Senyawa bromoklorodiflorometana, CBrClF2 dan bromotriflorometana, CBrF3 banyak digunakan untuk memadamkan api. Zat-zat tersebut dalam bentuk gas mempunyai masa jenis yang cukup besar sehingga dapat mengusir udara dan mematikan api.
2.        
 2.      Senyawa Klorofluorokarbon (CFC) atau Freon
Freon adalah nama dagang bagi suatu golongan senyawa klorofluorokarbon (CFC), yang digunakan sebagai cairan pendingin (refrigerant), zat penghembus dalam pembuatan busa, cairan pembersih, air conditioner (AC) dan propelan aerosol.
4.   3.   Sebagai Zat Anestesi
Kloroform (CHCl3) pernah digunakan secara luas sebagai zat anestesi (pembius), tetapi kini sudah ditinggalkan karena menyebabkan kerusakan hati. Pengganti Kloroform sekarang ini ialah halotan, yaitu 2-bromo-2-kloro-1,1,1,-trifluoroetana (CF3-CHClBr). Halotan tidak bersifat toksik, tidak mudah terbakar dan lebih nyaman bagi pasien.
5.   4.   Antiseptik
Iodoform (CH3I) suatu zat berwarna kuning, berbau khas, banyak digunakan sebagai antiseptik.
6.    5.  Pelarut
Tetraklorometana (CCl4) suatu zat cair tidak berwarna. Zat ini digunakan sebagai pelarut untuk oli dan lemak dan dalam pencucian kering (dry cleaning). Akan tetapi, jika terpapar dalam waktu yang cukup lama. Bahan ini dapat menyebabkan kerusakan hati dan ginjal. Oleh karena itu penggunaanya sudah sangat berkurang dan sebagai gantinya digunakan haloalkana yang mempunyai massa molekul relatif lebih besar, misalnya 1,1,1-triklorometana.
7.    6.  Insektisida
Diklorodifeniltriklorietena (DDT) adalah suatu insektisida yang sangat kuat dan tahan lama. Akan tetapi, penggunaannya telah dilarang karena sifatnya yang sangat stabil, tidak dapat diuraikan oleh mikroorganisme.
8.      

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Silahkan memberi masukan yang membangun.terima kasih