Alkena merupakan
senyawa hidrokarbon dengan ikatan atom C rangkap. Ia juga disebut senyawa
hidrokarbon tak jenuh karena ada atom C yang belum penuh mengikat Atom C atau
gugus alkil yang lain sehingga terbentuk ikatan rangkap 2. Alkena juga punya deret
homolog dengan aturan atau rumus: CnH2n
I. Tata Nama Senyawa Alkena
Aturan penamaan senyawa alkena agak berbeda jika dibandingkan dengan senyawa alkana karena pada senyawa ini terdapat ikatann rangkap. Berikut tata nama senyawa alkena:
1. Jika Atom karbon tidak bercabang, maka jumlah rantai karbon sesuai nama alkena dan penomoranya yang dekat dengan ikatan atom C rangkap. Khusus untuk ikatan lurus diawalin dengan angka yang menunjukkan letak ikatan C rangkap dari senyawa tersebut.contohnya
2. Jika rantai karbon bercabang, maka:
a. Tentukan rantai induk, yaitu rantai karbon terpanjang dari
ujung satu ke ujung yang lain. Rantai induk diberi nama alkena.
b. atom C yang tidak terletak pada rantai induk/terpanjang
sebagai nama gugus alkil.
c. Penomoran. Berilan nomor pada rantai induk dimulai dari atom
karbon yang mempunyai ikatan rangkap dua .Sehingga atom C yang mengikat ikatan
rangkap dua mempunyai nomor terendah.
d. jika terdapat lebih dari satu alkil sejenis, maka tulis
nonor-nonor cabang dari alkil sejenis dan beri awalan alkil dengan di, tri,
tetra, penta dan seterusnya sesuai dengan jumlah alkil sejenis.
e. Jika terdapat dua atau lebih jenis alkil, maka
nama-mana alkil disusun menurut
abjad
jika dilihat, bisa saja rantai dari sebelah kiri akan lebih panjang jika
membelok ke bawah (menjadi rantai 8 C) akan tetapi hal itu tidak boleh karena
bagaimanapun dalam tatanama senyawa alkana rantai utama yang dipakai adalah
ranti terpanjang yang ada ikatan rangkapnya. Jadi ikatan rangkap selalu menjadi
bagian dari ikatang rantai utama.
f. Jika dalam suatu senyawa ada lebih dari satu pilihan rantai utama maka
dipilih rantai utama yang akan mempunyai lebih banyak gugus alkil,
contohnya
g. jika ada lebih dari 1 ikatan rangkap maka
letak ikatan rangkap disebutkan dan diberi awalan di = 2 tri = 3 tetra = 4 dan
seterusnya di depan akhiran -ena. salah satu contohnya sebagai berikut:
Soal .
Pada senyawa alkena, keisomeran dimulai dari senyawa dengan rumus kimia C4H8 sama
seperti senyawa alkana. Jenis isomer yang dapat terjadi pada senyawa alkena
yaitu isomeri struktur /rangka, isomeri posisi dan isomeri geometri.
a.
Isomer
Kerangka/ Rantai
Contoh ; butena C4H8
b. Isomer
posisi
Isomeri posisi adalah isomer yang memiliki perbedaan
posisi ikatan rangkap karbon-karbon dalam molekul yang sama.
Contoh : pentena ( C5H10 )
c. Isomeri
geometri
Ikatan rangkap
dua karbon-karbon pada alkena tidak dapat memutar (melintir) sebab jika diputar
akan memutuskan ikatan rangkap, tentunya memerlukan energi cukup besar sehingga
mengakibatkan ketegaran diantara ikatan rangkap tersebut. Akibat dari ketegaran,
ikatan rangkap menimbulkan isomer tertentu pada alkena.
Isomeri geometri adalah isomer yang disebabkan
perbedaan struktur molekul disuatu ruang.Isomer ini terjadi disebabkan adanya
ikatan rangkap dua. Atom-atom atau gugus- gugus yang sejajar dengan ikatan
rangkap dua pada rantai karbon disebut bentuk CIS, sedangkan Atom-atom atau
gugus- gugus yang berseberangan dengan ikatan rangkap dua disebut bentuk TRANS
Keterangan;
R: Ar/Mr yang lebih ringan atau kecil
B: Ar/Mr yang lebih berat atau besar
Pada contoh berikut, ada dua isomer untuk
2-butena (CH3CH=CHCH3),
III. Sifat-Sifat Khas dari Senyawa Alkena
1. Sifat Fisika
a.
Semakin banyak atom C
maka massa molekul relatif semakin tinggi dan titik didihnya karena semakin
tinggi pula. Untuk yang punya isomer, maka semakin panjang rantai atom C maka
semakin tinggi titik didihnya.
b.
Alkena memiliki sifat
fisis yang hampir sama dengan alkana seperti kerapatannya kecil dan tidak larut
dalam pelarut polar seperti air.
c.
Titik didih alkena
lebih tinggi dari pada alkana ini dikarenakan pada alkena mempunyai ikatan
rangkap, sehingga untuk memutuskan ikatan lebih besar.
1. Sifat Kimia
a.
Senyawa hidrokarbon
yang memiliki ikatan rangkap seperti alkena dapat mengalami rekasi pemutusan
ikatan rangkap atau sering disebut reaksi adisi yang mengubah ikatan tak jenuh menjadi ikatan
jenuh.
-zat yang biasanya ditangkap seperti gas
hidrogen (H2 ), golongan halogen (F2, Cl2, Br2),
Contoh reaksi adisi dengan gas
hydrogen atau gas halogen
b. Reaksi Adisi dengan
gas asam halida (HF, HBr, HCl, HI) atau dengan H2O Reaksi ini
mengikuti aturan Markovnikov
i).
Hukum ini ditemukan
oleh peneliti asal negeri beruang merah (Russia). di akhir abad ke 19 (1870).
Bunyi hukum Markovnikov sebagai berikut:
“Ketika alkena bereaksi dengan
asam halide atau air maka, atom H dari asam atau air akan terikat pada atom C
ikatan rangkap yang memiliki atom H lebih banyak"
Contoh penerapannya sebagai
berikut:
ii). Gugus alkil merupakan pendorong electron,
semakin besar gugus alkil
disekitar ikatan rangkap dua semakin besar daya dorong electron. Etil
lebih besar daya dorongnya dari pada metil
c. Dapat mengalami rekasi Polimerisasi
Senyawa alkena dapat mengalami rekasi polimerisasi karena punya
ikatan tidak jenuh (rangkap 2). Polimerisasi adalah penggabungan
molekul-molekul sejenis menjadi molekul raksasa sehingga mempunyai rantai
karbon yang sangat panjang. Molekul-molekul tunggal disebut monomer dan ketika
digabung menjadi molekul besar yang disebut polimer
d. Dapat mengalami reaksi
pembakaran menghasilkan gas CO2 dan H2O
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Silahkan memberi masukan yang membangun.terima kasih