PETA KONSEP
A. Pengertian Termokimia
Termokimia berasal dari bahasa Yunani thermos
yang berarti ‘panas’atau ‘kalor’ dan kimia.
Termokimia merupakan ilmu kimia yang mempelajari banyaknya panas yang
dilepas atau diserap (disorpsi) akibat reaksi kimia
B. Hukum Kekekalan
Energi
Energi tidak dapat
diciptakan dan tidak dapat dimusnahkan, tetapi dapat diubah
dari bentuk energi satu ke bentuk energi yang lain. Satuan
joule dapat dikonversi (diubah) ke dalam satuan energi yang lain, seperti
berikut.
1 kJ = 1000 J
1 kalori = 4,184 J
1 kkal = 1000 kal
1liter atm = 101,2 joule
1. Energi
Energi
didefinisikan sebagai kemampuan suatu materi untuk melakukan kerja. Energi yang akan kita pelajari dalam termokimia adalah “energy dalam” dari suatu sistem/reaksi-reaksi kimia. Suatu
benda dapat memiliki energi dalam bentuk energi kinetik dan energi
potensial
2. Energi Dalam
Energi
dalam disebut juga internal energy (E) yang merupakan “jumlah energi“ dari semua bentuk energi yang dimiliki oleh sistem molekul atau benda. Energi dalam terdiri dari energi kinetik dan energi
potensial. Energi dalam suatu sistem dapat
berubah bila sistem menyerap atau melepas panas.
Energi dalam akan
bertambah apabila:
a. sistem
menyerap/menerima panas
b. sistem menerima kerja
Energi dalam berkurang
apabila:
a. sistem melepaskan panas
b. sistem melakukan kerja
Energi
dalam dari suatu sistem tidak dapat diukur, namun perubahannya dapat diukur dan dinyatakan sebagai ΔE dengan perumusan sebagai berikut
ΔE = E produk -
E reaktan
3.
Kalor
Kalor adalah energi yang
berpindah dari sistem ke lingkungan atau sebaliknya,
dikarenakan adanya perbedaan suhu di antara keduanya. Kalor dapat berpindah dengan tiga macam cara:
a. Konduksi (hantaran),
yaitu perpindahan kalor melalui media
b. Konversi, yaitu aliran
kalor melalui partikel-partikel yang bergerak
c. Radiasi, yaitu kalor
memancar ke segala arah tanpa media
Adapun jumlah kalor yang berpindah
dari sistem ke lingkungan tergantung
dari massa benda (m), kalor jenis (c), kapasitas kalor (C), dan perubahan
suhu ( T), sehingga untuk menghitung kalor dirumuskan sebagai berikut.
q = m.c. Δt
atau
q = C. Δt
Keterangan:
q
= kalor yang diserap atau dilepas
Bila
sistem menyerap kalor, q bertanda positif.
Bila
sistem melepas kalor, q bertanda negatif.
m
= massa zat
c
= kalor jenis zat
T
= perubahan suhu dari sistem
C
= kapasitas kalor
4. Entalpi
Entalpi disebut juga
sebagai heat content (H), yakni besarnya kalor reksi yang diukur pada tekanan tetap Entalpi dari suatu
reaksi tidak dapat diukur, namun demikian perubahan entalpinya
dapat diketahui. Entalpi secara keseluruhan dihitung dengan
rumus berikut.
Setiap reaksi kimia selalu disertai perubahan entalpi (ΔH)
ΔH = H hasil
reaksi – H pereaksi
C.
Sistem dan Lingkungan
Pengertian sistem adalah bagian dari
keseluruhan yang kita pelajari, sedangkan lingkungan adalah sesuatu yang berada di luar sistem.
contoh ;
ingin
mempelajari pertumbuhan dari sebatang pohon, maka pohon tersebut
dikatakan sebagai sistem, sedangkan sesuatu di luar pohon
disebut lingkungan.
D. Reaksi
Eksoterm dan Endoterm
Berdasarkan arah berpindahnya kalor
dalam sistem dan lingkungan, maka reaksi dibedakan menjadi dua jenis,
yaitu reaksi eksoterm dan reaksi endoterm
1.
Reaksi Eksoterm
Dikatakan reaksi eksoterm (berasal
dari kata eks (keluar) dan therm (panas)) apabila
kalor berpindah dari sistem ke lingkungan, artinya sistem
melepas kalor.
Dalam tubuh, nasi yang kita makan akan
bereaksi dengan
oksigen yang kita hirup dengan reaksi seperti berikut.
Cn(H₂O)m + O₂ → nCO₂ + m H₂O + energi
Persamaan termokimianya:
amilum + O₂(g) → n
CO₂(g) + m H₂O(aq) ΔH = -X kJ
Di dalam reaksi eksoterm, panas
berpindah dari sistem ke lingkungan, karenanya panas dalam
sistem berkurang sehingga H-nya bertanda negatif. Secara matematis, H dirumuskan sebagai
berikut.
Hakhir <
Hawal
Hakhir –
Hawal < 0
ΔH berharga negatif
digambarkan dalam diagram berikut.
Arah panah ke bawah menunjukkan bahwa
energi semakin berkurang karena
sebagian terlepas
2.
Reaksi Endoterm
Reaksi endoterm terjadi apabila
sistem menyerap kalor
atau kalor berpindah dari lingkungan ke sistem.
Untuk mengubah CaCO₃(s) menjadi batu gamping (CaO) dan gas CO₂ diperlukan energi panas.
Persamaan termokimianya:
CaCO₃(s) → CaO(s) + CO₂(g) ΔH = +178,3 kJ
Hakhir > Hawal
Hakhir –
Hawal > 0
ΔH berharga positif
digambarkan dalam diagram berikut
E.
Persamaan Termokimia
tidak boleh dilupakan, kita
harus menuliskan fase dari zat-zatnya, misalnya fase padat atau solid (s),
fase cair atau aqueous (aq), fase gas (g) serta fase liquid (l) untuk pelarut
murni. Simak baik-baik contoh penulisan persamaan termokimia berikut.
Na(s) + ½ Cl₂(g) → NaCl(s) ΔH = - 411 kJ/mol
1.
Entalpi Pembentukan Standar ( ΔHf )
ΔHf adalah
besarnya perubahan entalpi (kalor) yang dibebaskan atau diserap pada pembentukan satu mol senyawa dari
unsur-unsurnya.
Contoh ;
H₂(g) + 1/2 O₂(g) → H₂O(l) ΔH = -285,8 kJ mol-1
H₂(g) + 12 O₂(g) → H₂O(g) ΔH =
-241,8 kJ mol-1
C(s) + O₂ (g)) + 2H2 → CH₃OH(l) ΔH = - 238,6kJ/mol.
Perubahan entalpi
pembentukan KMnO₄ adalah perubahan entalpi dari reaksi:
K(s) +
Mn(s) + 2 O₂(g) → KMnO₄(s)
ΔH = -813 kJ mol-1
Berdasarkan perjanjian, ΔHf unsur = 0 pada semua temperatur,
misalnya: ΔHfC = 0, ΔHfFe = 0, ΔHfO₂ = 0, ΔHfN₂ = 0.
misalnya: ΔHfC = 0, ΔHfFe = 0, ΔHfO₂ = 0, ΔHfN₂ = 0.
2. Entalpi Penguraian Standar
( ΔHd )
Perubahan entalpi
penguraian standar merupakan kebalikan dari perubahan
entalpi pembentukan. ΔHd suatu zat adalah perubahan
entalpi yang terjadi pada reaksi penguraian 1 mol
zat menjadi unsur-unsur pada keadaan standar.
Contoh:
H₂O(l) → H₂(g) +
1/2 O₂(g) ΔH = +285,8
kJ mol-1
H₂O(g) → H₂(g) +
12 O₂(g) ΔH = +241,8 kJ mol-1
3. Entalpi Pembakaran Standar
( ΔHc )
Perubahan entalpi
pembakaran, ΔHc adalah perubahan entalpi yang terjadi
pada pembakaran 1 mol
unsur atau senyawa pada keadaan standar.
Apabila proses pembakaran senyawa
hidrokarbon sempurna, akan dihasilkan gas CO₂ dan H₂O. Namun, apabila
pembakaran senyawanya tidak
sempurna, gas CO dan H2O
Contoh:
CH₄(g) + 2 O₂(g) → CO₂(g)
+ 2 H₂O(l) ΔHc = -889,5 kJ
C₂H₂(g) + 5/2 O₂(g) → 2 CO₂(g) + H₂O(g) ΔHc = -129,9 kJ
1. Berapa kJ panas yang dihasilkan oleh 1 tangki kendaraan bermotor
yang bervolume 3,5 L, jika berat jenis
bensin setelah dihitung secara kasar adalah 0,7 kg/L.
( ΔHc isooktana = -5460 kJ/mol, Mr isooktana = 114 kg/mol)
Penyelesaian:
Diketahui
: Volume tangki kendaraan (v)= 3,5 L
Berat jenis bensin (ρ) = 0,7 kg/L
ΔHc isooktana = -5460 kJ/mol
Ditanyakan
: Hc pada tangki kendaraan.
Jawab :
Nassa tangki kendaraan = 3,5L . 0,7 kg/L = 2,45 kg
Nassa tangki kendaraan = 3,5L . 0,7 kg/L = 2,45 kg
ΔHc tangki = mol . (-5450) kJ/mol
= 117127,19 kJ
Jadi, panas yang
dihasilkan adalah 117127,19 kJ
4.
Entalpi Netralisasi Standar ( ΔHn = Standard Enthalpy of Netralization)
ΔHn adalah banyaknya
kalor yang dibebaskan atau diperlukan untuk menetralkan 1 mol
asam dengan basa atau sebaliknya
2 NaOH(aq) + H₂SO₄(aq) → Na₂SO₄(aq) + H₂O(aq) ΔH = - 57,27 kJ
F.
Penentuan ΔH Reaksi
Perubahan H reaksi dapat
ditentukan dengan beberapa cara, yakni dari hasil
eksperimen, dari penerapan Hukum Hess, atau dengan data entalpi pembentukan
dan energi ikatan. Salah
satu cara yang digunakan untuk mengukur perubahan entalpi reaksi
adalah dengan kalorimetri, yaitu proses pengukuran jumlah panas dari
sistem reaksi menggunakan calorimeter
1. eksperimen
Prinsip kerja dari kalorimeter ini
menggunakan Azas Black, yaitu jumlah kalor yang dilepas
suatu benda sama dengan jumlah kalor yang diterima oleh
benda lain, atau q dilepas = q diterima. Adapun besarnya transfer kalor
tersebut tergantung pada faktor-faktor berikut.
a. jumlah zat
b. kalor jenis zat
c. perubahan suhu
d. kapasitas kalor dari kalorimeter
Rumus yang digunakan untuk menghitung
jumlah kalor bila kalor dari
kalorimeter diabaikan adalah sebagai berikut.
q = m c Δt
Namun, bila kalor dari kalorimeter
diperhitungkan, rumusnya menjadi:
q = (m c Δt) + (C Δt)
Keterangan:
q = kalor reaksi (J)
m = massa zat( g)
c = kalor jenis zat (J/g °C atau J/gK)
Δt =
perubahan suhu ( °C atau K)
C = kapasitas kalor zat (J/ °C atau
J/K)
Perlu diketahui juga, yang dimaksud
dengan kalor jenis (c) adalah jumlah kalor yang dibutuhkan untuk menaikkan
suhu 1 gram zat sebesar 1° C sedangkan kapasitas kalor adalah jumlah kalor yang dibutuhkan untuk menaikkan
suhu suatu zat sebesar 1 °C atau 1
1. 10 g NaOH dimasukkan ke
dalam kalorimeter yang berisi 150 g air. Jika
kalor jenis air = 4,2 J/g °C dan selisih suhu sebelum dan sesudah reaksi 5 °C, maka hitunglah:
a. Kalor pelarutan NaOH,
bila jumlah kalor dari calorimeter diabaikan.
b. Kalor pelarutan NaOH,
bila menggunakan bejana aluminium dan tanpa
mengabaikan banyaknya kalor dari kalorimeter (kapasitas kalor dari kalorimeter = 9,1 kJ/ °C)
Penyelesaian:
Diketahui
:
Massa NaOH = 10 g
Massa NaOH = 10 g
Massa H₂O = 150 g
Massa larutan = 160 g
c = 4,2 J/g °C
C = 9,1 kJ/ °C
t = 5 °C
Ditanyakan
: q.
Jawab :
a. Bila kalor dari
kalorimeter diabaikan, maka:
q = m c T
= 160 g 4,2 J/g °C 5 °C
= 3360 J
Jadi, kalor pelarutan NaOH
adalah 3360 J.
b. q = q larutan NaOH – q
kalorimeter.
Karena dalam pelarutan
NaOH terjadi kenaikan suhu, maka sistem
melepaskan kalor. Oleh karena itu, tanda untuk larutan NaOH negatif, sehingga:
q = - (q larutan + q
kalorimeter)
= - (m c t larutan + C t
kalorimeter)
= -((160 g 4,2 J/g C 5 C)
+ (9,1 kJ/ °C .5 °C))
= 3360 J+ 45500 J
= 48860 J
Jadi, kalor pelaruan NaOH
adalah 48860 J.
2. Berapakah jumlah kalor
yang diterima 1 kg air bila dipanaskan dari suhu 20 °C
menajadi 30 C? (diketahui kalor jenis air = 4,2 J /g °C)
Penyelesaian:
Diketahui
:
m = 1 kg = 1000 g
m = 1 kg = 1000 g
t= (30-20) C = 10 °C
c = 4,2 J/g °C
Ditanyakan
: q.
Jawab :
q = m c t
q = m c t
= 1000g 4,2 J/g °C 10 C
= 42 kJ
Jadi, kalor yang diterima
1 kg air sebesar 42 kJ.
3. 50 mL NaOH 0,1 M direaksikan
dengan 50 mL CH₃COOH 0,1 M dalam
kalorimeter yang terbuat dari aluminium (dengan kalor jenis aluminium = 9,0 kJ/ °C) Reaksi ini mengalami kenaikan suhu 4 °C. Bila kalor yang diserap aluminium diabaikan, hitunglah kalor
reaksinya
(Berat jenis larutan
dianggap 1 g/mL, c = 4,18 J/g °C)
Penyelesaian:
Diketahui
:
VNaOH = 50 mL
VNaOH = 50 mL
[NaOH] = 0,1 M
V CH₃COOH = 50 mL
[CH₃COOH] = 0,1 M
C kalorimeter = 9,0 kJ/ °C
t = 4 °C
larutan = 1 g/mL
kalor yang diserap
aluminium diabaikan.
Ditanyakan
: q.
Jawab :
Vtotal = 50 ml + 50 ml = 100 ml
Vtotal = 50 ml + 50 ml = 100 ml
m = Vtotal
= 1 g/mL 100 mL
= 100 g
q = m c T
= 100 g 4,18 J/g C 4 C
= 1672 J
Jadi, kalor reaksinya
sebesar 1672 J
2. Berdasarkan Hukum
Hess
Perubahan entalpi reaksi
kadang-kadang tidak dapat ditentukan secara langsung tetapi harus
melalui tahap-tahap reaksi.Perubahan entalpi hanya
bergantung pada keadaan awal dan keadaan akhir reaksi.
Reaksi langsung:
S(s) + 3/2 O₂(g) → SO₃(g) ΔH
= - 395,72 kJ
Reaksi tak langsung, 2 tahap:
1. S(s) + O₂(g) → SO₂(g) ΔH =
-296,81 kJ
2. SO₂(g) + ½ O₂(g) → SO₃(g) ΔH
= - 98,96 kJ
Bila dijumlahkan:
S(s) + 3/2 O₂(g) → SO₃(g) ΔH
= -395,72 kJ
Persamaan reaksi tersebut dapat dinyatakan dalam
diagram tingkat energi atau diagram siklus
Tentukan harga entalpi dari reaksi:
C(s) + 2 H₂(g) + ½ O₂(g) → CH₃OH(g)
Bila diketahui:
I. CH₃OH(g) + 2 O₂(g) → CO₃(g) + 2H₂O(g) ΔH =
- 764 kJ
II. C(s) + O₂(g) → CO₂(g) ΔH =
- 393,5 kJ
III. H₂(g) + ½ O₂(g) → H₂O(g) ΔH =
- 241,8 kJ
Jawab:
II. C(s) + O₂(g)
→ CO₂(g) ΔH = - 393,5 kJ.
III. 2 H₂(g) + O₂(g) → 2 H₂O(g) ΔH = - 483,6 kJ
I. CO₂(g) + 2H₂O(g) → CH₃OH(g) ΔH = + 764 kJ
C(s) + 2 H₂(g) +
2O₂(g) → CH₃OH(g) ΔH = + 113,1 kJ
3.
Berdasarkan Entalpi Pembentukan Standar
Data dari entalpi
pembentukan standar dapat juga digunakan untuk menghitung
ΔH reaksi (ΔHr). Zat-zat pereaksi mengurai membentuk unsur-unsurnya, kemudian unsur-unsur hasil uraian tersebut
membentuk zat baru. Rumus yang digunakan
adalah:
ΔHr = Σ Hf hasil reaksi – Σ Hf pereaksi
ΔHr = Σ Hf hasil reaksi – Σ Hf pereaksi
Perhatikan contoh perhitungan
berikut.
1. Tentukan ΔH
reaksi pembakaran C₂H₆ jika diketahui:
ΔHf C₂H₆ = –84,7 kJ mol–1, ΔHf CO₂ = –393,5 kJ mol–1, ΔHf H₂O = –285,8 kJ mol–1
Penyelesaian:
C₂H₆(g) + 3 1/2
O₂(g) → 2 CO₂(g) + 3 H₂O(l)
ΔHr C₂H₆ = [2. ΔHfCO₂(g) + 3. ΔHfH₂O(l)]
– [ΔHfC₂H6(g) + 3 1/2 . ΔHfO₂(g)]
= [2.(–393,5) + 3. (–285,8)] – [–84,7
+ 0] = –1559,7 kJ
Jadi, ΔH pembakaran C2H₆ adalah
–1559,7 kJ.1.
2. Tentukan entalpi
pembakaran dari H₂S(g), bila entalpi pembentukan H₂S, H₂O, dan SO₂, berturut-turut = 20,6 kJ/mol; - 241,81 kJ/mol; dan – 296,81 kJ/mol.
Jawab:
Reaksi pembakaran H₂S
adalah:
H₂S(g) + ½ O₂(g)
H₂O(g) + SO₂(g)
Hr = Σ Hf
hasil reaksi – Σ Hf pereaksi
Hr = [ Hf
H₂O(g) + Hf SO₂(g)] – [ Hf H₂S + Hf O₂]
= [- 241,81 + (- 296,81)]
kJ – [(-20,6) + 0] kJ
= 518,02 kJ
Jadi, entalpi
pembakarannya adalah 518,02 kJ
4. Berdsarkan energi ikatan
Adapun proses pemutusan dan
pembentukan ikatan dapat digambarkan
sebagai berikut.
A – B(g) + C – D(g) → A –
C(g) + B – D(g)
Secara umum, perhitungan entalpinya
dirumuskan dengan:
ΔH reaksi
= ∑E pemutusan ikatan – ∑E pembentukan ikatan
Dari rumus ini dapat ditentukan:
a. ΔH dari reaksi yang
bersangkutan
b. energi ikatan rata-rata dari suatu
molekul
c. energi disosiasi ikatan
.
contoh ;
contoh ;
Dengan menggunakan harga
energi ikatan,
C– H = 415 kJ C – Cl
= 330 kJ
Cl – Cl = 243 kJ H – Cl
= 432 kJ
hitunglah ΔH reaksi:
CH₄(g) + 4 Cl₂(g) → CCl₄(g)
+ 4 HCl(g)
H - C
- H + 4[
Cl -
Cl ] à Cl - C - Cl
+ 4 [ H - Cl ]
I I
H Cl
Penyelesaian:
Energi ikatan yang
diputuskan: Energi ikatan yang
dibentuk:
4.C – H = 4 . 415 = 1.660 kJ 4.C – Cl = 4 . 330 = 1.320 kJ
4.Cl – Cl
= 4 . 243 = 972 kJ 4.H – Cl
= 4 . 432 = 1.728 kJ
2.632 kJ 3.048 kJ
ΔH reaksi = ∑E
pemutusan ikatan
– ∑E pembentukan ikatan
ΔH reaksi = 2.632 kJ
– 3.048 kJ = – 416 kJ
D. Kalor Pembakaran
Kalor pembakaran adalah
kalor yang dibebaskan apabila 1 mol bahan bakar
terbakar dengan sempurna
dalam oksigen berlebihan
Contoh:
1CH₄(g) + 2 O₂(g) → CO₂(g)
+ 2 H₂O(l) ΔH = -889 kJ